Kunanti kau dipucuk kebisuan
Setiap saat seiring perjalanan waktu
Dalam dekap mimpi dan kenyataan
Kusadari semua mulai membeku
Kunanti kau dikemarau kahampaan
Diantara daun dan bunga berguguran
Hingga istanapun menjadi puing berserakan
Kusadari, keabadian hanya ada setelah kematian
Kunanti kau
Sampai nanti ketika mentari tidak lagi bertemu hari
(Dikutip dari Horison,Tahun XXXIV, Mei 2001)
Selasa, 18 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ramadhan 1436 H
MARHABAN YA RAMADHAN Berdasarkan hasil keputusan sidang itsbat yang berlangsung di Kantor Kementerian Agama di Jakarta pada tanggal 16 ...
-
Kulihat sayap-sayap mungilmu Mulai menerpa udara pagi Seakan kau tersenyum Menyambut mentari yang begitu bersinar Warnamu melambangkan ...
-
Tujuh Bintang Penerangku Kala kumenatap langit malam Kuteringat akan jalan kehidupan yang kulewati saat ini Tujuh bintang yang begitu in...
-
Awan mendung mulai menyelimuti langit Suasana semakin gelap Titik-titik air mulai turun Dari kejauhan hu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar