TANYA PADAKU
jika tubuh
ini layu dalam dekkapan takdir-Mu
Gersang tak
bertabur keindahan
Tergulung
dalam kesunyian
Teriris
dalam kegundahan
Diringi
dengan lagu-lagu penguras harapan
Tanya
padaku?.......
Seraut wajah
itu yang telah mengalirkan racun
Pada bungkusan
pikiranku
Yang melekat
erat begitu lama
sehingga
sulit terlepas
tanya
padaku?.........
aku telah
terpuruk dalam sangkarmu
yang
tergembok dalam kegantungan
dan di lilit
oleh tepian malu.
By:
Desi Wida Hadiana
SECEPAT ITU KAU PERGI
Kau berikan cinta pada sosok
perempuan
Ketulusan mu membuatnya
takut melepasmu
Hingga kau tinggalan dirinya
Kecewa pun membalut luka
sukma pada dirinya
Tak pernah kau manjakan dia
Malah kau berikan hanya
sakit semata
Dalam sujudnya meminta agar
kau kembali
Memeluk sang bintang ,
hingga ia lelah merindukanmu
Tak pernah pudar bayangmu
dalam ingatnya
Harapnya tak sia-sia
Kamu datang dengan membawa
maaf dan sejuta harap untuknya
Tapi mengapa......?
Kau pergi meninggalkannya
dan tak pernah kembali
Musnah,,,,, telah musnah
harapan yang di nanati
Kini tertiggal hanya nama
dan kenangan
Untuk mengiri hidupnya
Yang tak semangat karna
kepergianmu
For: O DAN A
BY:
Desi wida hadian
SATU
LITER AIR MATA
Bila
matahari akan kembali
Menemani
redupnya jiwaku
Itu
adalah inginku yang lama ku angankan
Tapi kini Aku terus saja berpesta morgana
bersama
grutuan angan ku yang menangis
kapan
akan kembali matahari yang
bersembunyi
di balik kabut tebal
ingin
rasanya aku lelah dengan perputaran ini
terus
saja bersua bersama air mata
di
mana riak-riak rasa yang menghias asa
ketika
mereka berjatuhan di pipiku
kini potretmu kekesihku trus berbingkai di anganku
sampai
kapan sekenario yang tak berpihak pada ku ini akan berakhir
air
mata terus saja mengalir deras dan semakin deras
mungkin
aku telah mati pada malam yang kejam
tetapi
tetesan bening ini yang selalu hidup pada angan yang luka