Selasa, 18 Januari 2011

KERAWANG-BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Kerawang Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegup hati

Kami bicara padamu dalam hening dimalam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam di dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu,
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kamin cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa-jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
Ataukah tidak untuk apa-apa

Kami tidak tahu, kami tak bisa lagi berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening dimalam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir

Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Kerawang-Bekasi


Karya CHAIRIL ANWAR
(Dikutip dari Buku Bahasa dan Sastra Indonesia kelas IX, tahun 2004)

2 komentar:

  1. waH,,, ANA pernah k krawang yach? k0k ndk ngjak2 YUKI c?? pelit dech........;-(

    BalasHapus
  2. iya kapan-kapan ANA ajak dech......... :-)

    BalasHapus

Ramadhan 1436 H

MARHABAN YA RAMADHAN Berdasarkan hasil keputusan sidang itsbat yang berlangsung di Kantor Kementerian Agama di Jakarta pada tanggal 16 ...