Rabu, 20 April 2011

Hujan Badai



Awan mendung mulai menyelimuti langit
Suasana semakin gelap
Titik-titik air mulai turun
Dari kejauhan hujan makin mendekat
            Hujan lebat mengguyur saat itu juga
            Angin pun makin cepat berhembus
            Suara guntur mulai terdengar
            Setelah beberapa kali kilat menyambar
Sore yang cerah
Kini gelap menyambut malam
Berusaha memandang langit
Tapi hitam nan pekat sejauh mata memandang
            Bibir bergetar seraya berdo’a
            Angin semakin kencang menggoyang dedaunan
            Bahkan beberapa pohon tumbang
            Di tengah hujan badai itu
Dingin terasa menusuk daging
Tak sanggup lagi berada lebih lama
dalam suasana mencekam
Hatinya berkata , pasrah…
            Dengan bibir pucat
            Kalimat syahadat pun terucap
            Dengan pelan…
            Kelopak mata mulai menutup
bola mata indah itu
Tubuh pun terhempas tiupan angin…

Indonesia Ku


Alam nan permai
Beribu pulau nan indah
Dengan laut yang membiru
Terbentang dari sabang sampai merauke
            Semua mempesona dengan sejuta keindahan
            Keberagaman flora dan fauna
Kekayaan akan alam bahari
Tersebar di seluruh pelosok nusantara
Semua bersatu dalam naungan bangsa
Keanekaragaman suku dan ras
Keaslian budaya dan kesenian
Menghiasi indahnya negaraku, Indonesia
Namun bencana sering melanda
Tsunami menerjang
Gempa mengguncang
Gunung berapi meletus
Alam seakan tidak bersahabat lagi
Banjir, Tanah longsor, dan semua kerusakan lain
Telah melanda seluruh wilayah tanah air
Siapakah yang patut disalahkan?
Tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab
Telah melukiskan air mata
Dari insan-insan yang lemah
Dan seluruh rakyat Indonesia
Hanya generasi penerus bangsa
Mampu melestarikan kekayaan Indonesia.

Nasehat Untuk Sang Adik


Saat kau hadir di dunia ini
Saat kau mulai menghirup udara
Dan saat kau mulai menangis menyambut kehidupan
Ada harapan besar dari kedua orang tuamu
            Harapan agar kau menjadi anak yang shaleh
            Harapan agar kau menjadi anak yang berbakti,
            Dan menjadi seorang pemimpin
            yang memberi syafa’at bagi nusa, bangsa, dan agama
Kau tumbuh menjadi pemuda yang gagah berani
Kau hidup serba berkecukupan
Dengan semua impian yang pasti akan terwujud
Itulah kau sekarang
          Kau menekuni semua bidang yang kau suka
            Tapi itu tidak menutup kemungkinan,
            Bahwa kau hanya manusia biasa
            Yang pasti mempunyai kekurangan
Kau kadang tidak disiplin
Tidak mau mematuhi peraturan
Seolah kau hidup semaumu sendiri
Tanpa melihat orang-orang yang menyayangimu
            Kembalilah…
            Berpalinglah dari semua sisi burukmu
            Buatlah orang merasa bangga memilikimu
Karena pada dasarnya kau adalah
Harapanku, harapan orang-orang yang menyayangimu
Asah semua kemampuanmu
Perhatikan orang-orang di sekitarmu
Tetaplah tersenyum tuk menebar kasih sayang
Karena dalam dirimu telah tertanam jiwa penyayang


Terima Kasih Tuk Sahabat


Langit tampak cerah
Bunga bermekaran
Dan seluruh isi bumi tampak bersahabat
Menyambut kehadiranmu disisiku
Wahai sahabat
            Mewujudkan asaku akan hadirnya
            Sosok bidadari penolong
            Yang mampu menepis semua kegundahan
Dan memberikan kedamaian
Kau hadir dengan sejuta keindahan
Kita ukir persahabatan yang sejati
Walau akan banyak batu sandungan
Tapi dalam diri sudah terpatri kebersamaan
Terima kasih sahabat
            Tangis dan tawa
            Suka dan duka
Semua telah kita hadapi
Tetaplah tersenyum dan semangat
Terima kasih tuk sahabat, kuungkapkan
Aku yang selalu ingin melewati hari indah bersamamu
Selalu sepi saat kita trpisah jarak dan waktu
Karena rasa hati selalu nyaman di dekatmu
            Saling berusaha menjadi yang terbaik
            Tidak menggoyahkan rasa sayang di antara kita
            Tidak ada istilah kekurangan dan kelebihan
            Karena kita adalah sama
Karena kita adalah sahabat…

Ya


Sesaat…
Tanpa disengaja…
Dan tanpa disadari,
Aku tidak mengenalmu
Aku duduk sendiri dan hanya terpaku
dengan buku-buku didepanku
            Kau yang saat itu berada didekatku, bersama teman-temanmu
            Tapi kau juga seolah tidak mengenalku
            Ya…, sesaat kita tidak saling mengenal.
            Aku masih terpaku, dan kau masih asyik dengan teman-temanmu
Setelah semuanya berlalu,
Setelah semua buku yang ada di depanku
tersusun rapi dalam tasku
Dan setelah semua temanmu berlalu,
Kau kembali menyapaku
            Diawali dengan kata yang
            sebenarnya tidak ingin ku dengar,
Tapi aku tahu, itu hanya gurauan
Kulihat senyum manis tersungging dibibirmu
Akupun tertawa dan membalas kata-kata aneh yang keluar dari mulutmu itu,
Kau dan aku tertawa bersama.
Seakan keluar dari alam fatamorgana dan sadar di alam nyata,
Kau bicara denganku, tertawa, dan tersenyum.
Seperti biasa, kau adalah orang yang kukenal,
sebagai sahabatku,
Ya…, sahabat.

Ramadhan 1436 H

MARHABAN YA RAMADHAN Berdasarkan hasil keputusan sidang itsbat yang berlangsung di Kantor Kementerian Agama di Jakarta pada tanggal 16 ...