Madu adalah salah satu dari keajaiban ciptaan Allah SWT yang mengagumkan. Allah menyebutkannya dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 69:
“Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.“
Madu termasuk dari sekian makanan yang terjaga kebersihannya di alam. Ini disebabkan kemampuan madu untuk melawan kuman-kuman dan bakteri karena tingginya pengentalan kadar gula yang terkandung didalamnya.
Pernah dilakukan beberapa kali penelitian oleh beberapa pakar dengan memasukkan beberapa jenis mikroba penyebab sakit kedalam madu. Ternyata mereka menemukan bahwa sebagian dari mikroba itu mati setelah tiga atau empat jam dan kebanyakan ada yang bisa bertahan sampai empat hari. Oleh sebab itu para pakar menyebut madu sebagai kuburan mikroba.
Orang-orang Mesir Kuno telah menemukan keistimewaan ini untuk mengawetkan tubuh orang yang sudah meninggal, agar madu mencegah dan membebaskannya dari serangan bakteri. Hebatnya, para pakar arkeologi menemukan beberapa bejana yang penuh dengan madu yang masih murni dan tidak rusak disetiap kuburan dan tempat pemendaman mayat keluarga Fir’aun yang sudah ribuan tahun. Ada yang menyebutkan bahwa mereka menggunakan madu untuk mengawetkan daging (saat itu kulkas atau alat-alat pendingin lainnya belum ditemukan) yaitu dengan cara mengolesi daging dengan madu dan membiarkannya dalam waktu yang lama agar tidak rusak. Lalu mereka menghilangkan madu dari daging-daging itu dan memasaknya serta mengkonsumsinya.
Nah, apakah yang menyebabkan terjadinya perlawanan madu terhadap bakteri? Para pakar mengatakan bahwa pengentalan yang tinggi kadar gula dalam madu membuatnya menghisapkadar air yang 90% adalah unsure bakteri. Ini yang menyebabkan kematian bakteri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar